Festival Bau Nyale merupakan tradisi menangkap cacing yang dilakukan di pulau Lombok. Konon, cacing nyale yang digunakan dalam tradisi ini merupakan jelmaan dari Putri Mandalika. Yuk, cari tahu lebih jauh tentang festival Bau Nyale!
Lombok tengah menjadi sorotan dunia karena baru saja menggelar ajang balapan MotoGP 2021 di sirkuit Mandalika. Tidak hanya itu, pulau eksotis ini juga menjadi salah satu tujuan wisata karena memiliki memiliki ritual khas yang diberi nama festival Bau Nyale.
Festival tersebut masih dilestarikan hingga saat ini, lo. Bahkan, belakangan ritual tersebut menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Lombok. Buat Bestpackers yang tertarik untuk menyaksikan langsung, festival ini diadakan secara rutin tiap tahunnya di Lombok.
Seperti apakah fakta menarik mengenai festival Bau Nyale? Berikut penjelasannya!
Legenda di Balik Festival Bau Nyale
Munculnya festival Bau Nyale lekat dengan keberadaan Putri Mandalika. Dikisahkan bahwa Putri Mandalika merupakan seorang yang tersohor akan kecantikan dan kebaikan hatinya. Karena kedua kelebihan tersebut, Putri Mandalika menjadi rebutan para pangeran yang ingin mempersuntingnya.
Persaingan yang ketat ini mengancam keutuhan masyarakat Lombok. Melihat kondisi demikian Putri Mandalika tidak ingin sampai terjadi perpecahan, ia pun memutuskan melakukan semedi.
Setelahnya, ia memanggil seluruh pangeran-pangeran tersebut untuk menemuinya di Bukit Seger. Alih-alih memilih salah satu diantara pangeran tersebut, Putri Mandalika justru mengungkapkan rasa kasih sayangnya terhadap semua masyarakat yang ada.
Hingga kalimat itu selesai diucapkan, Putri Mandalika memutuskan untuk terjun ke laut dari atas Bukit Seger. Kemudian, para pengeran turut menyusulnya untuk menemukan Putri Mandalika namun tak seorang pun berhasil menemukannya.
Tak lama setelah kejadian itu, muncullah cacing berwarna-warni di tempat Putri Mandalika menceburkan diri. Inilah yang dipercaya masyarakat sebagai jelmaan Putri Mandalika dan disebut cacing nyale.
Pelaksanaan Festival Bau Nyale
Festival Bau Nyale diadakan setiap tanggal 20 pada bulan 10 menurut perhitungan suku Sasak. Ini ditetapkan karena bertepatan dengan momen dimana Putri Mandalika menghilang.
Menurut bahasa Sasak, bau memiliki arti menangkap, sedangkan nyale berarti sejenis cacing laut yang hidup di sela-sela batu karang di bawah laut. Jadi jika diartikan, tradisi Bau Nyale merupakan tradisi menangkap cacing.
Rangkaian Acara Festival Bau Nyale
Festival Bau Nyale biasanya diikuti oleh masyarakat suku Sasak untuk menghormati keberadaan Putri Mandalika. Festival ini diawali dengan membuat perkemahan di pantai sejak sore hari.
Kemudian, malam harinya diisi dengan berbagai kegiatan kesenian seperti betandak (berbalas pantun), bejambik (pemberian cinderamata kepada kekasih) dan belancaran (pesiar dengan perahu). Setelah melakukan berbagai kegiatan seni ini, acara dilanjutkan ke proses penangkapan cacing yang ada di pantai.
Kegiatan ini dilakukan dari malam hari hingga fajar tiba. Kemudian, pagi harinya seluruh cacing dimasak dan disantap bersama-sama oleh penduduk lokal tersebut. Ini sebagai bentuk rasa kasih sayang terhadap Putri Mandalika yang telah berkorban untuk mencegah perpecahan masyarakat Lombok.
Untuk bisa menghadiri Festival Bau Nyale ini Bestpackers bisa pantengin terus akun media sosial pemerintah daerah Lombok dan Kemenparekraf RI. Sementara itu, untuk mendapatkan penginapan yang menarik selama menginap di Lombok, kunjungi akun Instagram BestHostels Indonesia atau website di www.besthostels.co.id, ya.